5 Syarat Putin Setujui Gencatan Senjata Rusia-Ukraina dari AS
Ketegangan antara Rusia dan Ukraina terus menjadi sorotan dunia, dengan Amerika Serikat (AS) berupaya mengajukan usulan gencatan senjata sebagai langkah diplomasi untuk meredakan konflik. Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa ada lima syarat utama yang harus dipenuhi sebelum Rusia menyetujui kesepakatan tersebut. Apa saja syarat tersebut?
1. Pengakuan Wilayah yang Dikuasai Rusia
Putin menginginkan pengakuan internasional terhadap wilayah-wilayah yang telah dianeksasi Rusia, termasuk Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia. Menurut Rusia, wilayah-wilayah tersebut kini merupakan bagian sah dari negaranya, meskipun Ukraina dan negara-negara Barat menolaknya.
2. Netralitas Ukraina di Kancah Internasional
Syarat lainnya adalah Ukraina harus bersikap netral dan tidak bergabung dengan NATO atau aliansi militer Barat lainnya. Rusia menganggap keanggotaan Ukraina dalam NATO sebagai ancaman langsung terhadap keamanannya dan menjadi salah satu alasan utama konflik ini pecah.
3. Penghapusan Sanksi Ekonomi terhadap Rusia
Sejak invasi dimulai, Rusia menghadapi berbagai sanksi ekonomi dari AS dan sekutu-sekutunya. Putin menuntut pencabutan sanksi tersebut sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata, termasuk akses kembali ke sistem keuangan global dan perdagangan internasional tanpa batasan.
4. Jaminan Keamanan bagi Warga Rusia di Ukraina
Rusia juga menuntut perlindungan terhadap warga berbahasa Rusia di Ukraina, terutama di wilayah timur yang berbatasan langsung dengan Rusia. Menurut Moskow, kebijakan Kyiv terhadap etnis Rusia selama ini diskriminatif dan menjadi alasan utama intervensi militer mereka.
5. Penarikan Dukungan Militer Barat untuk Ukraina
Putin menegaskan bahwa bantuan militer dari Barat harus dihentikan agar gencatan senjata bisa terwujud. Rusia menilai bahwa pengiriman senjata canggih ke Ukraina hanya memperpanjang konflik dan meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.
Kesimpulan
Syarat yang diajukan Rusia dalam gencatan senjata dengan Ukraina menunjukkan bahwa Moskow tetap teguh pada kepentingannya. AS dan sekutunya kini menghadapi dilema besar: apakah mereka bersedia berkompromi dengan Rusia demi menghentikan perang atau tetap mempertahankan dukungan penuh terhadap Ukraina. Keputusan dalam negosiasi ini akan menentukan arah konflik ke depan.
