Suasana duka menyelimuti umat Katolik di seluruh dunia setelah kabar wafatnya Paus Fransiskus dikonfirmasi secara resmi oleh Vatikan. Menanggapi peristiwa ini, Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta membuka pintu bagi masyarakat Indonesia yang ingin menyampaikan belasungkawa secara langsung.
Warga dari berbagai latar belakang agama dan budaya mulai berdatangan ke Kedutaan Vatikan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, untuk menuliskan pesan duka di buku tamu yang disediakan. Bendera Vatikan dikibarkan setengah tiang sebagai tanda penghormatan terakhir bagi pemimpin spiritual umat Katolik global tersebut.
Penghormatan Terakhir di Tanah Air
Pembukaan ruang duka ini memungkinkan masyarakat Indonesia, khususnya umat Katolik, menyalurkan rasa kehilangan mereka secara langsung tanpa harus ke Vatikan. Banyak yang datang dengan membawa bunga, lilin, dan potret Paus Fransiskus sambil mendoakan arwahnya dalam suasana hening dan penuh hormat.
Pihak Kedutaan menyampaikan bahwa buku duka akan tersedia selama beberapa hari ke depan, dan siapa pun yang ingin mengungkapkan rasa belasungkawa dipersilakan hadir dengan tetap menghormati suasana duka dan kesakralan tempat.
Paus Fransiskus dan Hubungan dengan Indonesia
Selama masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus dikenal sebagai pemimpin yang inklusif, dekat dengan kaum miskin, dan aktif membangun dialog antaragama. Ia beberapa kali menyampaikan pesan yang menyoroti pentingnya kerukunan di negara-negara mayoritas Muslim, termasuk Indonesia.
Kedekatan emosional antara umat Katolik Indonesia dan Paus Fransiskus tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai yang diusungnya. Tak heran jika kabar wafatnya menimbulkan duka mendalam di tanah air.
Duka Mendunia, Solidaritas Terbangun
Paus Fransiskus adalah simbol kasih dan perdamaian. Dalam momen bersejarah ini, bukan hanya umat Katolik, tetapi juga tokoh-tokoh lintas agama dan pejabat pemerintahan turut menyampaikan belasungkawa. Beberapa gereja di Indonesia juga mengadakan misa khusus sebagai bentuk penghormatan terakhir.
Momen ini menunjukkan solidaritas lintas batas yang ditumbuhkan oleh kepemimpinan moral seorang Paus yang tidak hanya milik umat Katolik, tetapi juga dunia.
