Lokasi dan prosesi pemakaman Paus Fransiskus menarik perhatian umat Katolik sedunia, bukan hanya karena kesedihan atas wafatnya sang pemimpin, tetapi juga karena adanya perbedaan signifikan dibanding pemakaman Paus sebelumnya. Vatikan telah merilis rincian resmi mengenai tata cara penghormatan terakhir untuk Paus yang dikenal dengan pendekatan sederhana dan rendah hati ini.
Paus Fransiskus meninggal dunia dalam usia lanjut setelah beberapa waktu mengalami masalah kesehatan. Dalam hidupnya, ia dikenal dengan gaya kepemimpinan yang merakyat dan jauh dari kemewahan — karakter yang juga tercermin dalam prosesi pemakamannya.
Lokasi Pemakaman Paus Fransiskus
Jenazah Paus Fransiskus dimakamkan di bawah Basilika Santo Petrus di Vatikan, lokasi yang sama dengan para Paus sebelumnya. Namun, lokasi pastinya tidak menempati area yang sama seperti Paus Benediktus XVI atau Yohanes Paulus II. Ia memilih lokasi yang lebih sederhana dan tidak mencolok, sesuai dengan gaya hidupnya selama ini.
Makamnya berada di area yang dekat dengan makam para martir awal Gereja, yang merupakan permintaan pribadi beliau sebelum wafat. Hal ini menegaskan kembali kedekatannya dengan akar spiritualitas gereja dan simbol kerendahan hati yang ia junjung tinggi.
Prosesi yang Lebih Sederhana
Berbeda dari pendahulunya, prosesi pemakaman Paus Fransiskus disederhanakan secara signifikan. Tanpa arak-arakan besar, tanpa penggunaan kendaraan mewah, dan dengan tata misa yang lebih singkat. Vatikan menyebutkan bahwa banyak unsur kemegahan yang ditiadakan sesuai dengan surat wasiat spiritual yang ditinggalkan Paus Fransiskus sebelum wafat.
Beberapa bagian liturgi tetap dijaga keutamaannya, namun tanpa atribut-atribut simbolik yang biasa digunakan dalam pemakaman Paus pada umumnya, seperti penggunaan Palium Ganda atau penempatan tiga peti. Hanya satu peti kayu sederhana yang digunakan untuk menguburkan jasadnya.
Perbandingan dengan Paus Sebelumnya
Sebagai perbandingan, Paus Yohanes Paulus II dimakamkan dengan upacara megah yang disaksikan jutaan orang secara langsung maupun lewat siaran televisi. Paus Benediktus XVI pun mendapatkan penghormatan tinggi dengan liturgi lengkap dan tradisi berusia ratusan tahun. Sementara itu, Paus Fransiskus memilih pendekatan yang lebih membumi.
Perbedaan ini mencerminkan visi reformis dan sederhana yang selalu diusungnya sejak awal masa kepemimpinannya di Tahta Suci.
Warisan yang Ditinggalkan
Meski telah berpulang, Paus Fransiskus meninggalkan warisan moral dan spiritual yang sangat kuat. Ia dikenang sebagai tokoh pembaharu, jembatan dialog antaragama, dan simbol kerendahan hati. Pilihan terhadap pemakaman yang sederhana justru memperkuat citranya sebagai pemimpin yang hidup dengan prinsip kesederhanaan Kristiani.
